Sunday, February 13, 2011

Nomad.


Ketika tingkatan 6 di sekolah menengah tinggi, aku pernah mempelajari perkataan nomad ini.
Nomad yang aku pelajari ketika itu bermaksud berpindah randah dari satu tempat ke tempat yang lain bertujuan mencari sumber makanan bagi masyarakat tersebut.
Namun, kini aku sering mendefinisikan diri ini sebagai nomad bukan kerana berpindah randah demi mencari makanan seperti masyarakat sebelumnya tetapi kerana mencari ilmu.

Kisah Perjalanan Ulama menuntut ilmu.

Bukan aku yang memulai kisah nomad demi menuntut ilmu tetapi ulama dahulu telah pun memulakannya. Kita sememangnya disuruh untuk keluar dari tempat tinggal demi mencari ilmu.

Diantara manfaaat keluar menuntut ilmu ialah :

- Mereka yang keluar menuntut ilmu akan mendapatkan ilmu dan matang dari segi ilmunya.
- Mereka akan mempraktikkan dan mengamalkan ilmu agar menjadi para ulama yang beramal.
- Menyebarkan ilmu yang telah mereka pelajari selama perjalanan tersebut.
- Luasnya wawasan mereka akan kebudayaan masyarakat dengan berjumpa perbezaan masyarakat selama perjalanan serta mengetahui hukum-hukum, pepatah, peribahasa dan sebagainya.

Pengertian Ilmu

Ilmu secara bahasa adalah lawan Bodoh.Seseorang yang berilmu dikatakan 'aalim atau 'aliim @ ulama. Ilmu yang sebenar-benarnya adalah ilmu yang dipuji Allah s.w.t dan Rasul-Nya, iaitu ilmu yang diwariskan para Nabi.

Rasulullah S.A.W bersabda :
"Sesungguhnya para Nabi tidak pernah mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskaan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, ia telah mendapatkan bahagian yang sangat besar."(Diriwayatkan abu Dawud, Kitab Al-IIm)

Hukum Menuntut Ilmu
Hukum menuntut ilmu adakalnya fardhu ain atas setiap Muslim, seperti belajar solat, puasa, haji, zakat dan amalan-amalan yang diperlukan oleh setiap Muslim dalam kehidupan sehari-hari.
Rasulullah S.A.W bersabda:
"Menuntut ilmu wajib atas setiap Muslim." ( Shahih Al-Jami,No 3913)

Menuntut Ilmu

Lukman Al-Hakim "Wahai anakku, duduklah dengan ulama dan rapatkanlah kedua lututmu kepada mereka. Kerana, sesungguhnya Allah akan menghidupkan hati dengan cahaya hikmah sebagaimana Allah menghidupkan tanah yang mati dengan curahan hujan."

Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah berkata : "Tidak akan beruntung orang yang menuntut ilmu, kecuali orang yang menuntutnya dengan serba kekurangan. Aku dahulu untuk mencari sehelai kertas pun sangat sulit."
"Tidak mungkin seseorang menuntut ilmu dengan keadaan serba ada dan harga diri yang tinggi akan beruntung.Akan tetapi, orang menuntut ilmu dengan tunduk, kesempitan hidup berkhidmat kepada ilmu, dan merendah diri, maka ia akan beruntung."
"Fahamlah ilmu sebelum kamu menjadi pemimpin. Jika telah memimpin ,tidak ada lagi jalan untuk mendalami ilmu."
"Barangsiapa menuntut ilmu, haruslah mendalam agar hal-hal terkecil dari ilmu tidak hilang darinya."
"Siapa yang tidak mencintai ilmu, tidak ada kebaikan padanya. Maka, janganlah kamu berteman atau berkenalan dengannya."
(Tahdzib Al-Asma' wa Al-lughaat,1/75)

Jika kita katakan menuntut ilmu pada masa ini susah, lihat saja ulama pada masa dahulu, lebih dari yang kita jangkakan. Mereka berjuang keras dalam menuntut ilmu demi mendapat keredhaan Allah. Mereka mengerahkan semua kemampuan semata untukNYA. Mereka menahan untuk menempuh jarak yang sangat jauh dan penuh aral melintang.

Bagi seorang penuntut ilmu seharusnya sabar atas segala cobaan yang ditemukan dan harus tabah dalam menghadapi apa pun yang ada dihadapannya.

Sumber : Buku Perjalanan Ulama Menuntut Ilmu (Abu Anas Majid Al-Bankani)

No comments:

Post a Comment